Kenangan dan Perjuangan

HomeKisah Mbah Radi

Kenangan dan Perjuangan

Album kenangan... Tentunya kita semua memilikinya. Berbagai gaya tersimpan rapi dalam album foto itu. Mulai dari kita bayi, hingga kita mulai beranja

Jangan Menunggu Membahagiakan Mereka
Secuil Kisah Di Gerimis Senja Hari
Tak Ada Yang Salah Membeli Barang di Warung

Album kenangan… Tentunya kita semua memilikinya. Berbagai gaya tersimpan rapi dalam album foto itu. Mulai dari kita bayi, hingga kita mulai beranjak dewasa. Selain sebuah kenangan indah, juga terbersit sebuah perjuangan dari orang tua kita dalam usahanya membesarkan kita dalam kebahagiaan.

Saya kelahiran tahun 80an akhir, dimana barang mewah masih bertebaran. Kenapa saya menyebut barang mewah masih banyak? Karena waktu itu HP, komputer, tv, dan barang elektronik lainnya masih merupakan barang yang mahal, berbeda dengan saat ini, dimana kita dapat berganti HP sebulan sekali. Namun pada saat itulah perjuangan mereka sebagai orang tua tampak terlihat. Bapak dan Ibu saya PNS yang pada 2009 saja gajinya masih berkisar 1juta rupiah. Entah berapa gajinya pada tahun 90an.

Perjuangan mereka dalam membahagiakan anaknya. Pada saat sebelum krismon, sekitar tahun 95an bapak saya membelikan sebuah mesin Playstation generasi pertama yang pada waktu itu banderolnya masih mahal, dulu kaset pertama saya Hydro Thunder. Alasan bapak sangat sederhana, bapak sering lihat saya bermain SEGA ditempat pakdhe, dan bapak hanya ingin melihat saya bahagia.

Pernah suatu ketika, bapak sedang penataran atau bahasa sekarang bimtek, saya bersama ibu saya menyusuri jalanan kota yang waktu itu masih sepi di malam hari untuk membeli sate ayam untuk lauk. Jaraknya sekitar 300 meter dari rumah, pulang pergi 600 meter. Sampai dirumah, ternyata sate tersebut sudah basi. Akhirnya ibu saya kembali ke penjual itu untuk ditukar. Semua itu dilakukan hanya untuk anaknya yang dia kasihi.

Itu hanyalah segelintir cerita saya. Ada banyak cerita-cerita bagaimana orang tua kita mencoba membahagiakan kita, membuat kita tersenyum walaupun mereka harus berkeringat. Usaha dengan cara mereka masing-masing. Sebuah perjuangan yang selalu kita lupakan. Keringat yang kadang terbalas dengan ego kita.

Hanya senyum tawa kita yang mereka inginkan, yang ingin mereka lihat. Tapi… sudahkah kita memanfaatkan waktu yang ada untuk melihat orang tua kita tersenyum karena kita? Buatlah mereka tersenyum sebelum kita terlambat menyadari bahwa keringat mereka belum tergantikan dengan senyum mereka.

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0