Di usia senjannya, Mbah Tumirah tak menyerah dengan waktu. Beliau menjajakan kacang rebus yang ia hargai 5000 rupiah per bungkusnya. Sejak jam 14
Di usia senjannya, Mbah Tumirah tak menyerah dengan waktu. Beliau menjajakan kacang rebus yang ia hargai 5000 rupiah per bungkusnya. Sejak jam 1400 hingga maghrib tiba, beliau dengan setia menjajakan dagangannya di parkiran stasiun Tugu Yogyakarta. Memang secara logika pasar tempat tersebut cukup untuk dapat membawa uang dalam jumlah yang cukup. Namun, hanya di waktu-waktu tertentu beliau membawa uang dalam jumlah besar. Bila sedang beruntung, 10 kilogram kacang tanah rebus berhasil beliau jual.
Simbah Tumirah sudah berjualan sejak berumur 97 tahun, dan sekarang berumur 111 tahun lebih dan beliau masih setia berjualan. Dengan bersandar pada pilar tempat parkir beliau menyapa calon pembeli “den kacangnya… neng kacangnya…”. Namun tak sedikit pengunjung stasiun Tugu yang tertarik, dilirik pun tidak. Perjuangan yang sungguh berat ditengah himpitan kemajuan dunia ini. Hanya rasa syukur yang dapat beliau panjatkan bagi sang Empunya hidup ini, “Sehari dapatnya berapa? Ya cukup untuk makan, kalau kurang dicukup-cukupkan. Ngucap syukur, berapa saja yang laku itu rejeki dari Allah.”, ungkap mbah Tumirah.
COMMENTS