Badut Merajalela, Demi Dapur Mengepul

HomeKisah Mbah Radi

Badut Merajalela, Demi Dapur Mengepul

Selama masa pandemi ini, semakin banyak kita temui pengamen dan pengemis dengan berbagai bentuknya. Banyak cara dan ide yang mereka keluarkan dengan

Tak Ada Yang Salah Membeli Barang di Warung
Secuil Kisah Di Gerimis Senja Hari
Dunia Kita dan Dunia Mereka

Selama masa pandemi ini, semakin banyak kita temui pengamen dan pengemis dengan berbagai bentuknya. Banyak cara dan ide yang mereka keluarkan dengan berbagai alasannya. Ada yang merubah diri menjadi seorang manusia silver, ada juga yang menjadi seorang pengamen, ada yang menjadi manusia badut, ada juga yang meminta-minta mengatasnamakan korban dampak Covid-19.

Ada yang melakukan hal itu karena itu merupakan jalan terakhirnya, ada pula yang melakukannya karena aji mumpung, memanfaatkan situasi untuk mendapatkan cuan sebanyak-banyaknya. Namun ada juga yang karena dia bosan dengan rutinitasnya dan mencari hiburan dengan cara mengamen.

Mereka yang terkena penertiban atas nama peraturan oleh mereka yang bertugas mengemban amanah negara.

Lalu… Siapakah yang salah? Pemerintahkah? Dinsos? Satpol PP?

Bukan… Karena semua itu terjadi karena kesalahan kita.

Yaa… Kita… Kita hanya diam…

“The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing.” ― Edmund Burke

Tanpa kita sadari kita mulai kehilangan jati diri Bangsa Indonesia. Jiwa pejuang dan jiwa kemanusiaan kita perlahan mulai luntur. Memilih untuk menengadahkan tangan. Memilih menutup mata atas saudara kita yang membutuhkan bantuan kita.

Kemana mereka yang berjalan tegap di tengah jalan sambil berteriak ‘mengatasnamakan rakyat’ yang menganggap dirinya ‘menyampaikan aspirasi rakyat’?

Kemana mereka yang menebar janji empat tahunan? Yang mengais suara demi langgengnya perjalanan?

Kemana jiwa kemanusiaan kita? Yang sekarang telah tabah melihat saudaranya berjuang keras demi dapurnya mengepul. Tanpa merasakan irisan rasa dalam hati.

Kemana jiwa pejuang kita? Yang pernah bersemboyan “Merdeka atau Mati”?

Kemana semuanya itu pergi?

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0